cari artikel lain

JADWAL KULIAH 094 2010/2011 D3 A MESIN UNJ 09



*mungkin jadwal ini belum tetap dan memungkinkan adanya perubahan...

SOAL TEKNIK LISTRIK

1. Jelaskan Klasifikasi Gardu Listrik?
Klasifikasi Gardu Listrik dibedakan menurut dua hal :
1.      Menurut lokasinya
Didalam sistem tenaga listrik,fungsi dan tegangannya (Extra tinggi,tinggi,menengah dan rendah) maka gardu listrik dapat dibagi:
a.       Gardu Induk
Gardu Induk dapat dibagi menjadi :
·         Gardu Induk Tegangan Ekstra tinggi ( GITET )
Yaitu Gardu listrik yang mendapat daya dari saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi atau Saluran Udara tegangan Tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke GITET atau GITT lain melalui SUTET atau SUTT lain.
·         Gardu Induk Tegangan Tinggi ( GITT )
yaitu Gardu Listrik yang mendapat daya dari Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi,saluran Transmisi Tegangan Tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban melalui penyaluran distribusi.
b.      Gardu Distribusi
Adalah Gardu Listrik yang mendapat daya dari Saluran Distribusi Primer (penyulang untuk kemudian menyalurkannya ke saluran tegangan rendah).

2.      Menurut penempatan peralatannya.
Menurut penempatan peralatannya gardu Listrik dapat dibagi sebagai berikut:
a.       Gardu Induk Pasangan Dalam
Yaitu gardu listrik dimana semua peralatannya (switchgear,isolator,dsb)dipasang didalam gedung/ruangan tertutup.
b.      Gardu Induk Pasangan Luar
yaitu gardu listrik dimana semua/sebagian besar peralatannya ditempatkan diluar/ruang terbuka.


2. Kebijaksanaan pemilihan dan karakteristik ?
 
Jika transformator 3-fasa dibandingkan dengan 3 buah transformator 1-fasa yang kapasitasnya sama, maka akan ternyata bahwa berat transformator 3-fasa kira-kira 80% dari berat transformator 1-fasa. Transformator 3-fasa juga lebih menguntungkan dalam hal pondasi, pengawatan (wiring) dan ruang yang diperlukan. Jika transformator cadangan diperlukan maka dalam hal transformator 1-fasa, cukup ditambahkan satu trafo 1-fasa saja, sehingga terdapat 4 buah trafo 1-fasa; jadi sangat ekonomis. Namun jika dalm suatu GI terdapat banyak trafo, maka trafo 3-fasa lebih menguntungkan. Trafo 3-fasa lebih menguntungkan karena adanya peningkatan dalam keandalan transformator, dan makin kuatnya hubungan timbal balik. Dari sistem tenaga. Oleh karena itu, sekarang ini trafi 3-fasalah yang banyak dipake. Untuk kelas 500 kV, trafo 1-fasa yang dipakai kare sulitnya pengangkutan. Untuk menanggulangi masalh pengangkutan dipakai trafo 3-fasa khusus, yang dapat diangkut dalam keadaan 1-fasa dan yang kemudian dihubungkan menjadi 3-fasa di dalam minyak, dengan bushingnya dipasang ditempat.
Tentang hubungan trafo dikenal hubungan Y-Y-, - , Y - , -Y. Hubungan Y     menguntungkan untuk trafo dengan isolasi yang dikurangi (reduced insulation) pada titik netral, pembumian titi netral, pemasangan pengubah tap berbeban (on-load tap-changer), dan sebagainya. Liltan dengan hubungan Y umum dipakaiuntuk kelas lebih dari 100 kV. Dalam hubungan Y – Y, ditambahkan hubungan sebagai gulungan tersier untuk mnyerap arus harmonis ketiga dan untuk pemakain sendiri atau alat pengubah fasa. Disamping itu ada pula hubungan V dengan dua transformator 1-fasa. Ini adalah hubungan - yang dikurangi 1-fasa, yang dipakai bila diharapkan kenaikan beban dalam waktu dekat. Ini dipakai pula sebagai tindakan sementara dalam keadaan darurat. Tetapi koefisien penggunaannya rendah dan jarang dipakai karena member jatuh tegangan yang tidak seimbang. Jika tegangan antar fasa dinyatakan dengan E dan arus lilitan trafo dinyatakan dengan I, maka daya dalam hubungan V adalah EI. Karena jumlah daya trafo dalam hubungan V hanyalah 58%nya. Karena kapasitas trafo adalah 2EI, maka koefisien penggunannya adalah:


Dipandang dari segi fluktuasi tegangan, daya reaktif yang induktif dan stabilitas sistim, dikehendaki tegangan impedans(impedance voltage) yang kecil; tetapi dipandang dari segi pembatasan arus hubung-singkat, dikehendaki tegangan  impedansi yang besar. Dari segi perencanaan (design), jika transformator dibuat untuk impedansi tinggi, maka tembaganya akan  lebih berat, sedang untuk impedansi rendah, besinya yang lelih berat. Jadi yang paling ekonomis adalah mengambil  harga di antara keduanya. Pada umumnya diambil suatu harga standar, seperti Tabel dibawah.
Gbr. l5 menunjukkan nilai perkiraan dari effisiensit transformator minyak l-fasa dan 3-fasa, 50 Hz, untuk setiap tegangan dan kapasitas serta faktor daya 1,0 pada beban penuh. 

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa berat transformator sebanding dengan pangkat dari kapasitasnya C. Contohnya, untuk transformator 50 Hz dengan pendinginan sendiri (seif-cooled) keadaan sebenarnya adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 16. Untuk kapasitas kecil, beratnya sebanding dengan kira-kira pangkat 0,75 dari kapasitasnya, sedang untuk kapasitas besar, sebanding dengan pangkat 0,6-0,65.


3.Apa yang dimaksud Oto-Transformator dan Keuntungannya?

Oto-Transformator
Transformator yang lilitan primer dan sekundernya mempunyai bagian yang bersamaan seperti Gbr 17 dibawah ini . disebut oto-transformator
Secara umum dapat dikatakan bahwa oto-transformalor mempunyai kelebihan dibandingkan dengan transformator biasa karena:
Ø  Harga lebih murah
Ø  Efisiensinya lebih tinggi
Ø  Regulasinya lebih baik
Ø  Ukurannya lebih kecil
Ø  Arus pembangkitannya lebih kecil.

4. Bagaimana Cara Mengubah Tegangan Transformator?
Ada dua cara untuk mengubah tegangan transformator (periksa Gbr.l8):

(a) memasang transformator dengan pengubah tap (tap changer) berbeban di mana pada salah satu atau kedua sisi lilitan transformator tadi dibuat tap (penyadap) dan perbandingan transformasinya diubah oleh pengubah tap berbeban; atau dengan

(b) memasang.pengatur tegangan berbeban (on load voltage regulator) secara seri dan terpisah dari trafo utama. Keduanya mempunyai mekanisme yang dapat mngubah tap dalam keadaan transformator berbeban. Dulu ketika keandalan dari pengubah penyadap berbeban masih rendah dan masih sering harus diperiksa serta dipelihara maka pengatur tegangan berbeban dipasang terpisah dari transformator utama, agar supaya pada waktu diadakan pemeriksaan, transformator utama dapat bekerja terus tanpa (by pass) pengatur tegangan itu. Tetapi sekarang, karena keandalannya sudah baik, kebanyakan dipakai transformator dengan peubah tap berbeban sebagai pennganti pengatur tegangan berbeban yang terpisah.

5. Bagaimana Sistem Pendinginan Pada Transformator?
Berbagai sistim pendinginan ditunjukkan dalam Tabel 4.




6. Jelaskan Macam-macam alat pengubah fasa?
                  Alat pengubah fasa diklasifikasi sebagai berikut:
Ø      Kondensator putar
Ø      Kapasitor Shunt
Ø      Reactor shunt

 
Kondensator Sinkron
Perbandingan kapasitas fasa terbelakang (lagging) dan kapasitas fasa terdahulu (leading) biasanya sekitar 0.5 - 0,8. Tetapi untuk mencegah penguatar sendiri (self excitat;n) pada waktu percobaan pemuatan (charging test) saluran transmisi yang panjang diperlukan kondensator sinkron dengan kapasitas fasa terbelakang yang besar dan yang mempunyai perbandingan kapasitas 1,0. Makin besar kapasitas fasa terbelakangnya, makin besar pula perbandingan hubwrg-singkatnl'a (shortcircuit ratio). Contohnya dapat diIhat pada Tabel 7. Jika sebuah saluran transmisi yang panjang dicoba diberi tegangan dengan kondensator sinkron, maka mungkin terjadipenguatan sendiri oleh arus pemuat dari saluran transmisi itu-


Untuk mencegah kejadian ini, perbandingan hubung-singkat harus memenuhi rumus:




Kapasitor Shunt
Sebagai unit, ada kapasitor l-fasa dan kapasitor 3-fasa. Pada saluran distribusi dapat dipakai kapasitor 3-fasa. Jika tegangan sistim tinggi dan kapasitasnya besar, kapasitor l-fasa dihubungkan secara bintang. Sekarang, kapasitor unit sampai I.667 kVA telah dibuat di Jepang.

Biasanya frekwensi harmonis yang ganjil, yakni harmonis ketiga, kelima da-n ketujuh, sel,alu ada pada sistim tenaga. Karena impedansi sistim adalah induktif untuk frekwensi setinggi ini, maka impedansi dari susunan kapasitor itu hendaknya induktif pula. Jika ia kapasitif, maka akan terjadi resonansi parallel, sehingga akan mengalir arus harmonik yang besar yang bersirkulasi antara sistim dan susunan kapasitor itu.

Reaktor Shunt
Ada dua macam reaktor shunt: reaktor berinti besi dengan celah udara, dan reactor , berinti udara. Dibandingkan dengan transformator, getaran dan suara dengungnya lebih besar. Oleh karena itu pada umumnya kepadatan fluks inti besinya dibuat rendah, dengan tidak mengabaikan segi ekonominya. selain itu dipakai tanki tahan suara (sound proof) yang berdinding rangkap. Untuk pendinginan pada umumnya dipakai pendinginan sendiri dengan minyak yang dipaksa ( forced oil self cooling), tetapi untuk kapasitas yang lebih besar dari 40- MVA dipakai pendinginan dengan minyak dipompa dan udara ditiup (forced oil cooling with forced air cooler). Kadang-kadang pendiigin udara dipasang terpisah dari tanki supaya reaktor tidak bergetar.


7. Jelaskan klasifikasi dan besarnya tegangan abnormal?

Tegangan abnormal di klasifikasikan ke dalam beberapa macam yakni
  1. Gelombang sambaran petir
a.Sambaran langsung
    langsung mengenai ril dan peralatan G.I . Menyebabkan tegangan lebih (overvoltage) sangat tinggi tidak mungkin ditahan oleh isolasi yang ada)
b.Sambaran induksi
    terjadi bila awan petir (thunder could) ada di atas peralatan yang berisolasi sehingga menginduksi muatan listrik dalam jumlah besar dengan polaritas yang berlawanan dengan awan petir itu
c.Sambaran dekat
  gelombang berjalan yang datang ke gardu listrik dari sanbaran petir pada salutran transmisi pada titik yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari gardu induk
  1.  Tegangan abnormal dengan frekuensi rendah
a.tegangan akibat efek ferranti
b.tegangan akibat beban lepas (load rejection)
c.penguatan generator sendiri
d.kenaikan tegangan dari fasa yang sehat pada waktu ada gangguan 1-fasa ke tanah pada sistem
e.tegangan abnormal karena lepas sinkron
f.tegangan abnormal pada waktu hilang gangguan 1-fasa ke tanah pada sistem dengan pembumian Petersen
g.tegangan abnormal yang disebabkan oleh harmonis dari rangkaian yang terganggu/ karena kejenuhan inti transformator
      3.     Surja Penghubung
                Mekanisme pokok dari terjadinya surja hubung adalah sebagai berikut:
a.Peristiwa pukulan kembali (restriking phenomena) di dalam pemutusan arus kapasitif dari saluran transmisi tanpa beban atau kapasitor tenaga
b.Peristiwa terpotongnya arus pembangkitan pada transformator tenaga
c.Penutupan kembali dengan cepat (high speed reclosing)
d.Pemutusan arus gangguan
e.Penutupan yang tidak serentak pada saklar pemutus tenaga 3 fasa

8.            Jelaskan tujuan dari pengawasan di dalam gardu listrik?

Tujuan dari pengawasan gardu listrik atau G.I adalah untuk mendapatkan gambaran keadaan operasi sistem tenaga listrik dan kondisi peralatan agar fluktuasi abnormal pada sistem dan peralatan yang diketahui





*cat.G.I=Gardu Induk






Motor Listrik


Pada artikel “klasifikasi mesin listrik”, Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).

Anda dapat melihat animasi prinsip kerja motor DC ini di sini.

Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 1), yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.


Gambar 1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.

JENIS MOTOR LISTRIK

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini.


Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik.

1. Motor DC/Arus Searah
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.


Gambar 3. Motor DC.

Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.

Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = KΦN

Torsi: T = KΦIa

Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited.

b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 4. Karakteristik Motor DC Shunt.

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.

Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002):
• Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
• Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Karakteristik Motor DC Seri.

d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Gambar 6. Karakteristik Motor DC Kompon.

2. Motor AC/Arus Bolak-Balik

Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.

Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik

a. Motor sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.

Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 7):
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

Gambar 7. Motor Sinkron.

b. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat .

Klasifikasi motor induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Gambar 8. Motor Induksi.

Kecepatan motor induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”.

Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003):

% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100

Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi


Gambar 9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi.

Gambar 9 menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
• Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang rendah (“pull-up torque”).
• Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
• Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.


Sebelum membahas tentang perbaikan faktor daya dengan menggunakan kapasitor, ada baiknya kita mengingat kembali tentang pengertian umum dari Daya Semu, Daya Aktif dan Daya Reaktif.

Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:
Daya semu (S, VA, Volt Amper)
Daya aktif (P, W, Watt)
Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)

Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoida, besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata diukur dengan satuan Watt,Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif (daya poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk melakukan tugas tertentu.

Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere (disingkat, VA), menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan generator dan transformator. Pada suatu instalasi, khususnya di pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk lain dari daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik.


Gambar 1. Segitiga Daya.

Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat gambar 1). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu.

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik memiliki faktor daya satu, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya total (VA).

Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini menggunakan kapasitor.

Kapasitor untuk Memperbaiki Faktor Daya

Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya pada sistim distribusi listrik/instalasi listrik di pabrik/industri. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya semu yang dihasilkan oleh bagian utilitas.

Sebuah contoh yang memperlihatkan perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor ditunjukkan dibawah ini:

Contoh 1. Sebuah pabrik kimia memasang sebuah trafo 1500 kVA. Kebutuhan parik pada mulanya 1160 kVA dengan faktor daya 0,70. Persentase pembebanan trafo sekitar 78 persen (1160/1500 = 77.3 persen). Untuk memperbaiki faktor daya dan untuk mencegah denda oleh pemasok listrik, pabrik menambahkan sekitar 410 kVAr pada beban motor. Hal ini meningkatkan faktor daya hingga 0,89, dan mengurangi kVA yang diperlukan menjadi 913 kVA, yang merupakan penjumlahan vektor kW dankVAr. Trafo 1500 kVA kemudian hanya berbeban 60 persen dari kapasitasnya. Sehingga pabrik akan dapat menambah beban pada trafonya dimasa mendatang. (Studi lapangan NPC)


Contoh 2. Sekelompok lampu pijar dengan tegangan 220V/58 W, digabungkan dengan 12 lampu TL 11 W, ada 30 buah lampu pijar dan lampu TL. Faktor daya terukur sebesar cos alpha1= 0,5. Hitunglah daya semu dari beban dan besarnya arus I1 sebelum kompensasi, Jika diinginkan faktor kerja menjadi cos alpha2=0,9. hitung besarnya arus I2 (setelah kompensasi).
a) Besarnya daya lampu gabungan
PG = (58 W x 18) + (11 W x 12) = 1176 watt = 1,176 kW
Cos phi1 = PG/S1 ->> S1 = Pg/Cos phi1 = 1,176kW/0,5 = 2,352 kVA.
I1 = S1/U = 2,352 kVA/220 V = 10,69 ampere (A)--> sebelum kompensasi
b) besarnya daya setelah kompensasi (cos phi = 0,9)
S2 = PG/Cos phi2 = 1,176 kW/0,9 = 1,306 kVA
maka I2 = S2/U= 1,306 kVA/220 V = 5,94 A --> setelah kompensasi

Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor

Keuntungan perbaikan faktor daya melalui pemasangan kapasitor adalah:
1. Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:
• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
• Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:
(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang dan
(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat dihindarkan.
• Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.
• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan kinerja motor.

2. Bagi utilitas pemasok listrik
• Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir berkurang.
• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.
• Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat, mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.

METODA PEMASANGAN INSTALASI KAPASITOR

Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Global compensation
Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel ( MDP )
Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta Voltagenya masih cukup besar.


2. Sectoral Compensation
Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva dan terlebih jarak antara panel MDP dan SDP cukup berjauhan.

3. Individual Compensation
Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas

Komponen-komponen utama yang terdapat pada panel kapasitor antara lain:

1. Main switch / load Break switch
Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .
Untuk menentukan kapasitas yang dipakai dengan perhitungan minimal 25 % lebih besar dari perhitungan KVar terpasang dari sebagai contoh :

Jika daya kvar terpasang 400 Kvar dengan arus 600 Ampere , maka pilihan kita berdasarkan 600 A + 25 % = 757 Ampere yang dipakai size 800 Ampere.

2. Kapasitor Breaker.
Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir.
Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumus

I n = Qc / 3 . VL

Sebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas didapat besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 + 50 % = 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.

Selain breaker dapat pula digunakan Fuse, Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih baik namun tidak efisien dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan pemakaian breaker.

3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal ( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.

5. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt atau Kapasitor Bank adalah sekumpulan beberapa kapasitor yang disambung secara parallel untuk mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu. Besaran yang sering dipakai adalah Kvar (Kilovolt ampere reaktif) meskipun didalamnya terkandung / tercantum besaran kapasitansi yaitu Farad atau microfarad. Kapasitor ini mempunyai sifat listrik yang kapasitif (leading). Sehingga mempunyai sifat mengurangi / menghilangkan terhadap sifat induktif (leaging)

6. Reactive Power Regulator
Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif yang akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada sisi utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan regulator inilah yang akan mengatur kapan dan berapa daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam steps dari 6 steps , 12 steps sampai 18 steps.

Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain:
- Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic contactor secara manual.
- Selektor auto – off – manual yang berfungsi memilih system operasional auto dari modul atau manual dari push button.
- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambeint temperature (suhu udara sekitar) dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor, kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka exhust fan akan otomatis berhenti.

top